Lontong Tuyuhan Khas Rembang.
Lanjut cerita Lasem yaa. Saat menjelajahi Lasem, aku dan Tari penasaran banget dengan lontong tuyuhan khas Rembang.
Lontong Tuyuhan Kuliner Khas Rembang |
Syukurlah, keesokan harinya keinginan itu kesampaian karena kami berdua disamperin sahabatku sejak kuliah, Ikha. Sobatku sekelas dan segeng ini memang asli Rembang.
Selamat datang di pusat Lontong Tuyuhan Kuliner Khas Rembang |
Begitu kami bilang ingin ke sentra pembuatan batik khas Lasem dan kulineran lontong tuyuhan, langsung deh Ikha mengantar kami ke workshop batik Lasem Ningrat dan pusat lontong tuyuhan di Lasem.
Ternyata rumah batik Lasem Ningrat terletak di Jalan Lontong Tuyuhan, Lasem. Jadi begitu kami selesai kalap di Ningrat, langsung deh ngacir makan siang di pusat lontong tuyuhan tak jauh dari Ningrat.
Wow, ternyata tempat ini khusus menjual kuliner khas Rembang, lontong tuyuhan. Pusat Kuliner Khas Rembang ini terletak di Jalan Lontong Tuyuhan Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang. Para pedagang disini sudah menjual makanan ini secara turun-temurun.
Hanya saja keahlian memasak ini masakan ini biasanya diturunkan pada perempuan dan para lelaki bertugas menjual saja, hehe. Jadi berbagi tugas ya, Readers. Walaupun penjual lontong ini tersebar di berbagai titik di Lasem dan Rrembang tapi tetap saja yang dicari pencinta kuliner adalah pedagang yang berjualan disini.
Hanya saja keahlian memasak ini masakan ini biasanya diturunkan pada perempuan dan para lelaki bertugas menjual saja, hehe. Jadi berbagi tugas ya, Readers. Walaupun penjual lontong ini tersebar di berbagai titik di Lasem dan Rrembang tapi tetap saja yang dicari pencinta kuliner adalah pedagang yang berjualan disini.
Pak Kartawi in action |
Di sana, ada beberapa warung makan terbuka yang khusus menjual kuliner khas Rembang ini. Dikelilingi area persawahan, kita bisa menyantap makanan ini dalam suasana menagasyikkan. Angin sepoi-sepoi membelai wajah.
Penasaran?
Sama, hehe. Benar saja. Sesampainya disana, terlihat beberapa warung lontong tuyuhan berjejer. Ikha mengajak kami ke warung yang agak di pinggir. Ada spanduk bertuliskan Lontong Tuyuhan Pak Kartawi. Kami disambut seorang bapak berusia senja yang nampak segar dan ramah.
baru ingatu untuk difoto setelah isi piring nyaris tandas hahaha ketupatnya segitiga |
Ternyata, warung Pak Kartawi ini langganan Ikha sejak dahulu kala. Pak Kartawi segera menyiapkan pesanan kami. Minumannya cukup es teh manis saja.
Tak lama, lontong tuyuhan idaman tiba. Olala, ini dia lontong tuyuhan nan legendaris itu! Asli, menggiurkan banget! Perutku langsung jejeritan lapar haha!
Penampilannya mirip dengan lontong opor sama-sama berkuah santan, isinya pun beragam ada potongan ayam kampung, ati dan rempela, tempe dan tentu saja lontong. Iya, ternyata ayamnya adalah ayam kampung.
Nggak jadi merasa bersalah deh karena sudah menyantap ayam. Hihi aku dilarang dokter makan ayam negeri. Ehh, apa sih istilahnya? Oh iya tak hanya itu saja isian lontong ini. Ada juga pedagang yang menambahkan tahu atau telur. Semua bahan disirami kuah santan yang keemasan.
Nggak jadi merasa bersalah deh karena sudah menyantap ayam. Hihi aku dilarang dokter makan ayam negeri. Ehh, apa sih istilahnya? Oh iya tak hanya itu saja isian lontong ini. Ada juga pedagang yang menambahkan tahu atau telur. Semua bahan disirami kuah santan yang keemasan.
berpose bersama pak kartawi |
Terus, bedanya apa dengan opor biasa?
Beda lho karena kuah lontong tuyuhan memakai bumbu cabe rawit! Tercampur merata di kuahnya. Nendang! Gurih dan pedas!
Tanpa dikomando, kami bertiga langsung gragas menyantap kuliner khas Rembang lontong tuyuhan. Yummi! Rasa kuahnya nan gurih pas dihirup. Pedasnya menggelora.
jejeran lontong segititga yang hangat siap santap yummiii |
Kuahnya yang panas tak membuat kami kepanasan di siang terik ini. Ditambah sambal untuk penyuka super pedas, amboi! Bisa sakit perut kalau aku! Hihi.
Alhamdulillah, tercapai juga cita-cita kami! #bahagia.
Kenapa sih disebut lontong tuyuhan?
Ternyata karena pedagangnya rata-rata berasal dari Desa Tuyuhan Kecamatan Pancur, Rembang. Sambil makan, Pak Kartawi bercerita bahwa ia telah membuat dan berjualan lontong tuyuhan ini sejak tahun 1980 lho, Readers.
Ternyata karena pedagangnya rata-rata berasal dari Desa Tuyuhan Kecamatan Pancur, Rembang. Sambil makan, Pak Kartawi bercerita bahwa ia telah membuat dan berjualan lontong tuyuhan ini sejak tahun 1980 lho, Readers.
Dari hasil berjualan pula, lelaki berusia 60-an tahun ini bisa membiayai sekolah anak-anaknya hingga perguruan tinggi. Salah satu anaknya adalah pegawai negeri sipil di Rembang. Keren ya Pak Kartawi!
Oh iya, Pak Kartawi menunjukkan lontong buatannya yang unik. Berbeda dengan yang biasa kita makan saat lebaran. Lontong ala Tuyuhan ini dibungkus daun pisangdan dibentuk segitiga, ukurannya pun lebih besar. Bikin kenyang perut lapar dan gragas hahaha. Puas deh!
Sehari ia bisa menghabiskan puluhan bungkus lontong dan berekor-ekor ayam kampung untuk memenuhi hasrat pelanggannya. Lontong tuyuhan Pak Kartawi yang sedap ini juga kerap dipesan pelanggan untuk acara pernikahan dan lainnya.
Mau dong mbak lontongnya.
ReplyDeletePernah ke Rembang sekali jaman kuliah, ada teman kos nikahan. Itupun datang malam, pulang besok paginya. Nggak lihat apa2 hahahaaaa
ReplyDeleteKuah lontongnya pake bumbu cabe rawit?? Aiiihh.. aku langsung ngences mba Dedew! Sedap sepertinya :D.
ReplyDeletemollyta.com
sluurrpp... kayanya enyak ya mbak, jadi ngiler
ReplyDeletehummmm jadi pengen aku Teh
ReplyDelete(kenapa aku buka2 blog makanan mulu dari tadi ya Allah). Wow saking terkenalnya, sape ada tugu si lontong gitu :D Kalau ada banyak penjual disitu harga & rasanya sama ngga mba dew?
ReplyDeletemantab ya mbak dedew...aku pikir dibilang lontong puyuhan karena ada telur puyuh gituuu
ReplyDeletebikin ngiler itu pakai santan kan??? tambah bikin ngiler
ReplyDeleteDuh, jadi lapar. Patut dicoba lontong legendaris ini
ReplyDeletejadi pengen maem lontong opor, tapi gak pedes...
ReplyDeleteoh iya, itu tempenya masih segar kan? bukan yang layu dan harumnya bikin tutup hidung?
Aku sih biasanya kalau masak opor nggak pedas. Tapi kalau lontong tuyuhan, pakai cabe ya, pedes dong. Jadi ngiler lihatnya.
ReplyDelete