Telaga Sarangan Magetan.
Dear Readers, Lanjut ya cerita jalan-jalan dadakan di Madiun dan sekitarnya. Sudah aku ceritakan sebelumnya, kalau kami berlima piknik dadakan ke Madiun hihi. Hanya berbekal panduan Mbah Google, satu baju ganti dan naik taksi Express haha. Horang kayah. Benda keramatku, pensil alis pun tidak kebawa. Walhasil, pensil berlabel nama hotel yang ada di kamar jadi sasaran. Buat gambarin alis daripada gundul, hihihi. Cukup buka-bukaan aibnya!
Dear Readers, Lanjut ya cerita jalan-jalan dadakan di Madiun dan sekitarnya. Sudah aku ceritakan sebelumnya, kalau kami berlima piknik dadakan ke Madiun hihi. Hanya berbekal panduan Mbah Google, satu baju ganti dan naik taksi Express haha. Horang kayah. Benda keramatku, pensil alis pun tidak kebawa. Walhasil, pensil berlabel nama hotel yang ada di kamar jadi sasaran. Buat gambarin alis daripada gundul, hihihi. Cukup buka-bukaan aibnya!
Telaga Sarangan di Magetan Jawa Timur |
Setelah menginap syantik di The Sun Hotel Madiun, bodi kembali segar dan siap melanjutkan perjalanan. Hari ini tujuannya adalah Telaga Sarangan di Magetan. Kabupaten Magetan ini letaknya bersebelahan dengan Madiun. Jadi, tadinya aku salah kaprah. Menulis hestek #wisatamadiun untuk foto pemandangan Telaga Sarangan di Instagram. Lalu diprotes Vita, lalu malu, hahaha.
Rencananya sih setelah main di Telaga Sarangan, wisata yang hits banget di Magetan, kami ingin ke Museum purbakala Sangiran, Solo. Sayang waktunya tidak cukup. Next time ya, kiddos! Ya lumayan keduanya pasang muka jelek cemberut saja sepanjang Magetan-Solo, diselingi tidur dan makan. Dasar penggemar museum, beda dengan emaknya yang penggemar hengot di mal. Hahaha.
Di tengah perjalanan, beruntungnya kami menemukan mobil van yang menjual roti bluder khas Madiun. Alhamdulillah, jadi deh bawa oleh-oleh untuk orang rumah, hihi. Pas di Madiun, kami para turis lokal ini kelupaan mampir di toko oleh-oleh. Hihi dasar pejalan santai bingit. Pikirnya nanti kalau pas pulang dari Sarangan, padahal rute pulang kami tidak balik Madiun tapi terus menyusuri perbukitan menuju Solo. Hehe.
Menurut penerawangan Mbah Google, perjalanan dari Kota Madiun ke Telaga Sarangan sekitar 42 km, dan kita bakal menempuh hidup baru eh perjalanan sekitar satu jam. Pak supir cerita ia punya cita-cita beli baju baru di Sarangan. Haha, ya iyalah secara pak supir nggak bawa baju karena dadakan mengantar kami ke Madiun. Semalaman beliau tidur pakai seragam armadanya yang berwarna biru itu. Gatal dah!
Mendung melingkupi perjalanan kami pagi itu. Perlahan, jalanannya mulai menanjak, naik-naik ke puncak gunung hehe. Hawa pun mulai terasa sejuk walau matahari bersinar terik. Menyenangkan deh, kami membuka jendela taksi lebar-lebar demi merasakan hawa sejuknya.
Sate kelinci di Telaga Sarangan Magetan Jawa Timur |
Sepanjang perjalanan adalah pemandangan alam menghijau. Kabut mulai turun, adem! Jadi ingat pemandangan di Puncak Bogor, ya. Mulai deh jalannya berkelok-kelok menyusuri tepian pegunungan. Di sisi kanan kami terlihat jurang yang lumayan curam. Glek. Lututku mulai lemas, haha. Keder! Kebiasaan deh aku kalau mulai ketinggian. Jadinya merem saja daripada harus menikmati dalamnya jurang di bawah sana.
Belanja sayuran dan buah segar di Telaga Sarangan Magetan Jawa Timur |
Di perjalanan menuju Telaga Sarangan Magetan, kita bisa menemukan warung-warung kecil yang menjual berbagai makanan hangat untuk menghalau dinginnya Gunung Lawu. Disana-sini banyak kebun stroberi yang bisa kita petik sendiri. Wow! Jadi, kalau tubuh penat kebanyakan berkendara, bisa mampir sebentar untuk jajan atau berfoto di kebun stroberi.
Alhamdulillah, perjalanan lancar. Deg-degan menyusuri pegunungan sudah berhasil dilewati. Ada bus besar yang terseok-seok menanjak di depan kami. Fiuh! Tak lama kami sampai. Begitu memasuki area wisata Telaga Sarangan, suasana padat. Maklum, musim liburan sekolah. Di gapura, ditarik bayaran Rp4000 per orang. Benar ya, Telaga Sarangan ini wisata murah-meriah!
Tinggal pilih speed boatnya kakaaa |
Ternyata masih cukup jauh untuk sampai di TKP. Banyak tukang parkir yang mengarahkan kendaraan kita. Kalau suasana nggak terlalu ramai, mending mobilnya dibawa masuk sampai ke dalam sih. Hihi kalau malas jalan kaki.
Mobil diparkir dan kami pun berjalan kaki memasuki area wisata Telaga Sarangan. Sepanjang jalan dipenuhi kios-kios yang menjual berbagai barang menarik. Mulai sari souvenir khas Sarangan seperti kaus, sweater, topi bertuliskan Telaga Sarangan. Hihi jadi ingat topi bertuliskan Tersanjung, sinetron hits zaman dulu kala.
Deretan kios buah dan sayuran juga menggugah selera. Segar dan montok pisan buahnya! Kres, kres deh buahnya yang ranum bila digigit. Sesekali kami berhenti untuk belanja. Kami membeli berbungkus-bungkus stroberi dengan harga murah, terus ada juga makanan khas Madiun seperti brem. Menggoda hasrat belanja para mamak! Kekep dompet, Buu!
Kalau Alde tertarik dengan keong warna-warni yang dijual pendagang kaki lima. Duh, di Ungaran kan ada Dek. Kasihan keongnya jadi mainan. Ada kapal kelotok juga, mainan waktu aku masih kecil, hehe. Anak-anak harus segera diajak olahraga jalan cepat nih disini. Sebelum minta jajan ini itu haha.
Suasana makin ramai saat kami sampai di tepian Telaga Sarangan Magetan. Mau memotret juga agak susah, saking banyaknya orang. Spot yang asyik menikmati pemandangan sudah dikapling pedagang kaki lima hihi. Jadi kalau mau duduk bersantai menikmati pemandangan kudu beli sate kelinci dulu.
Kakak adik piknik lagiii |
Telaga Sarangan ternyata cukup luas, ya. Daerahnya mencakup 30 hektar. Sedangkan telaganya sendiri dalamnya mencapai 28 meter. Pemandangan sekeliling telaga ada perbukitan yang ditumbuhi hutan pinus cukup lebat. Kalau mau ikutan berfoto kekinian, selfie diantara hutan pinus, disini juga tersedia lho.
Saat kami disana, cuaca cukup cerah mendukung kegiatan piknik hanya saja anginnya kencang! Kabut turun menutupi sebagian perbukitan. Syahdu banget deh seperti pagi buta padahal waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Kami turun tangga dan duduk-duduk di tepian telaga. Disana juga banyak pedagang kaki lima berjualan. Ada sate kelinci dan jagung bakar.
Kalian bisa menyewa speed boat Rp60.000 untuk 4 orang mengelilingi telaga. Sayangnya, tak ada pelampung jadi aku tak berani mengambil resiko mengajak bocah-bocah naik. Duh, dalamnya saja 28 meter, Readers! Kalau kebalik kapalnya, piye? #Mamakparnoan #safetyfirst. Saran untuk pengelola area wisata, sediakan pelampung dong untuk mamak-mamak penakut kayak aku, hihihi. Serius lho ini. Sebaiknya mencegah daripada kejadian, kan? :)
Untuk yang nggak suka kendaraan kencang, kalian bisa naik bebek-bebekan yang dikayuh. Pegal, Kaak! Hihi. Disekeliling telaga, sudah banyak penginapan semacam hotel dan vila untuk bermalam. Romantis pisan menginap disini yaa!
Kita juga bisa naik kuda berkeliling lokasi wisata dengan biaya Rp60.000. Lumayan mengasyikkan untuk anak-anak. Beneran, wisata di Telaga Sarangan Magetan ini murah-meriah. Berbekal 4 ribu perak untuk masuk area wisata, beli jagung bakar terus duduk manis deh menikmati pemandangan asri ini. Ajiib!
Oalah, speed boatnya murah banget ya 60rb buat 4 orang.. kadang aku suka takut mahal kalau naek yg gitu2 hahahah abisnya ngga sesuai sama harga keliling2nya yg cuman sebentar kalau emang mahal :D #emakirit
ReplyDeleteWah mbak dew maapkeun daku protes hehehe, wah itu taxinya argonya berapa pe madiun magetan pp ungaran, gimana sate kelincina kaya ayam pan nyak heuheu, wah kaya kakak iparku yang kesatu takuteun naik speed boat, iya emang serem aku naik speed boat mana sengaja diayun ke kiri kanan lagi, bener kudu ada pelampung, buah sayurnya ama makanannya pun murah ya, hutan pinusnya itu katanya asyik kalau kesana pagi sekalian ke bukitnya kata kakak iparku harus nginep disitunya ya,jalannya kaya di puncak dan nagreg ya, huum ya padahal mah ke sangiran sekalian, kapan-kapan hayu atuh ke jatim lagi, ada lagi telaga ngebel di ponorogo, kalau pantai pacitan banyak bagus lagi 😊
ReplyDeleteCantiknya 😍 Sempat pangling seperti di luar negeri 😍😍😍
ReplyDeleteWah bagus banget pemandangannya Mbk, jadi pengen ikutan piknik deh
ReplyDeleteMbak, berkunjung ke Telaga sarangan ini keinginan aku dari kecil loh semenjak main monopoli wkwkwk. Ah, semoga bisa naik Gunung Lawu terus turun-turun ke Sarangan.
ReplyDeleteAku waktu SMP pernah study tour ke Telaga Sarangan. Kalau membandingkan fotonya yang sekarang dengan pengalaman yang aku simpan, sepertinya jauh berbeda Mbak Dew. Dulu banyak pohonnya dan airnya sepertinya hijau... Ah ini hanya kenangan yang sudah berlangsung berpuluh tahun yang lalu dan mungkin saja tidak akurat ya :)
ReplyDeleteSekarang bisa piknik cantik di samping telaga ya mba dew, wa asiknya..
ReplyDelete