Sedapnya Ngopi Bareng KAI di Kereta Api Menoreh. Dear Pejalan Santai,
Saat ini demam kopi melanda Tanah Air. Berbagai kafe dan kedai kopi menjamur. Ngopi enak menjadi gaya hidup. Apalagi di Bogor, tiap jalan berapa langkah eh ada kedai kopi.
Tapi demam kopi ini ternyata kurang menyentuh petani kopi lokal lho, Pejalan Santai. Banyak kedai kopi yang menggunakan biji kopi luar. Bahkan peminum kopi banyak yang lebih suka minum kopi impor.
Tapi demam kopi ini ternyata kurang menyentuh petani kopi lokal lho, Pejalan Santai. Banyak kedai kopi yang menggunakan biji kopi luar. Bahkan peminum kopi banyak yang lebih suka minum kopi impor.
Padahal, dari data yang ada, Indonesia adalah negara penghasil kopi terbesar keempat di seluruh dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Indonesia juga pengekspor Robusta terbesar kedua di seluruh dunia (Tirto.id, 2016).
Kopi adalah Gaya Hidup Orang Indonesia
Biji kopi pertama kali masuk Indonesia di tahun 1696 yaitu kopi Arabika dibawa oleh Komandan Pasukan Belanda, Adrian Van Ommen dari Malabar, India. Kopi ini lalu mulai ditanam di area yang kini dikenal sebagai Pondok Kopi, Jakarta Timur. Setelah itu, ditanam juga jenis kopi robusta dan liberica di Indonesia.
Sejak saat itu, produksi kopi Indonesia berkembang pesat hingga kini. Jadi, prihatin banget kan kalau kopi lokal kita terpinggirkan di Tanah Air?
Padahal, sejak dulu kopi lokal Nusantara tersohor di mancanegara. Sebut saja jenis kopi Arabika Aceh Gayo, Java, Lampung, Bali Kintamani, Flores dan Papua (Sumber: Coffee United, Brewing For Harmony, Kemenpar, 2016).
Bersama Kru Reska dan Barista di Menoreh |
Sejak saat itu, produksi kopi Indonesia berkembang pesat hingga kini. Jadi, prihatin banget kan kalau kopi lokal kita terpinggirkan di Tanah Air?
Padahal, sejak dulu kopi lokal Nusantara tersohor di mancanegara. Sebut saja jenis kopi Arabika Aceh Gayo, Java, Lampung, Bali Kintamani, Flores dan Papua (Sumber: Coffee United, Brewing For Harmony, Kemenpar, 2016).
Ngopi bareng KAI di Stasiun Tawang Semarang |
Nah, Akhir Bulan Januari tepatnya 30-31 Januari 2018 menjadi pengalaman berkesan untukku karena PT. Kereta Api Indonesia mengundang para blogger dan vlogger berbagai kota untuk berpartisipasi dalam event Ngopi Bareng KAI 2018.
Barista dari Doesoen Kopi Sirap beraksi |
Nia Nurdiansyah in Action |
Acara keren dan heboh ini diselenggarakan oleh PT. KAI bekerjasama dengan Komunitas Kopi Nusantara serta PT. Reska Multi Usaha (anak perusahaan KAI). Tujuan acaranya untuk memperkenalkan berbagai kopi lokal Nusantara pada khalayak ramai.
Ngopi Bareng KAI Yang Luwarbiyasak!
Untuk itu, selama 2 hari diadakan pembagian 50.000 cangkir kopi gratis oleh 200 barista di 13 stasiun di 11 kota! Wow, wow. Tak hanya penumpang kereta api, masyarakat yang berada di sekitar stasiun juga bisa kebagian mencicipi berbagai kopi lokal enak hanya dengan menunjukkan aplikasi KAI Access di ponselnya.
Langsung dapat kopi nikmat! Selain bagi-bagi kopi gratis, juga dibuka penjualan kopi kemasan di stasiun dan di atas kereta. Setiap pembelian kopi ini, kamu berdonasi 10% yang hasilnya nanti akan disumbangkan untuk penderita gizi buruk di sekitar wilayah stasiun pemberangkatan. Sekaligus memperingati Hari Gizi Nasional tanggal 25 Januari.
Demo meracik kopi di atas Menoreh |
Antusias nonton Mas Yasin bikin kopi |
Langsung dapat kopi nikmat! Selain bagi-bagi kopi gratis, juga dibuka penjualan kopi kemasan di stasiun dan di atas kereta. Setiap pembelian kopi ini, kamu berdonasi 10% yang hasilnya nanti akan disumbangkan untuk penderita gizi buruk di sekitar wilayah stasiun pemberangkatan. Sekaligus memperingati Hari Gizi Nasional tanggal 25 Januari.
Nungguin kopinya siap minum |
Saat Mbak Terry dari Negeri Kita Sendiri buka woro-woro acara ini, aku rada ragu mendaftar. Pasalnya, yang dibutuhkan adalah blogger yang tahan banting dan mandiri untuk liputan. Terus, blogger manjyah kayak akuh gimana tuuuch? Wkwkw.
Nggak tanggung-tanggung, pendaftarnya ada 260 orang! Alhamdulillah, betapa senangnya ketika aku dicolek Mbak Terry di Watsapp. Hore, aku terpilih! Dari Semarang ada aku dan Nia Nurdiansyah. Aku kebagian meliput kegiatan Ngopi Bareng KAI ini di atas kereta menuju Jakarta. Sedangkan Nia meliput suasana di Stasiun Tawang.
Mas Yasin dan Mas Khaqul |
Sumpah, deg-degan. Selain jarang pergi liputan sendiri, terbayang capeknya karena aku bakal naik kereta ke Jakarta pulang-pergi! Wkwkwkw. Super, kan. Boro-boro mau nengok Mamak di Bogor, nggak sempat, cuy! Ini maksudnya blogger tahan banting, haha.
Pada hari Selasa 30 Januari, 13 blogger dan vlogger berangkat dari kota masing-masing naik kereta meliput event akbar ini. Sedangkan 10 orang lainnya meliput di stasiun kota masing-masing.
Kopi Tembelang Dieng Wonosobo |
Mas Dicky Ngider Ngiler dari Bandung kebagian cuss ke Surabaya. Sedangkan Prima Hapsari dari Yogya menuju Gambir. Mbak Terry berangkat menuju Yogyakarta. Jadi walau satu event, kami nggak ketemu hanya dadah-dadah saja pas selisipan di jalan! Hahaha.
Polsuska Menoreh ngopinya pake gula taak hihi |
Baru deh aku dapat surat tugas, pin dan kaos. Sudah mulai terasa kemeriahan para barista bersiap-siap di Tawang. Berbagai produk kopi dipajang diantaranya ada Kopi Sirap dari Doesoen Kopi Sirap, Kabupaten Semarang yang pernah kukunjungi bareng Sekolah Kucica. Lhoo, ketemu lagi sama masnya!
Menuju Jakarta dengan Menoreh
Yuuk, berangkaat! Di atas kereta Menoreh, aku celingukan cari ruang Restorasi. Seumur-umur pelanggan KA ini kali pertama aku masuk gerbong Restorasi, Ya, maklum mamak rempong. Mau jajan mi instan di restorasi, kepikiran ninggalin setumpuk tas dan kardus di kursi, hihi. Mending nunggu mbaknya lewat deeh.
Diskusi kopi yang serius dan santai di Menoreh |
Aku berkenalan dengan Staf Reska Mas Arif dan dua prami rekannya. Sudah nongkrong ganteng, dua barista dari Komunitas Kopi Nusantara yang bakal bertugas pagi itu.
Namanya Mas Khaqul Alqurni dari Tambi Coffee dan Mas Nuryasin dari Tembelang Coffee. Keduanya berasal dari Wonosobo. Mereka akan meracik kopi Arabika dari Tambi, dan kopi robusta dari Tembelang. Sudah disiapkan 250 cangkir kopi untuk perjalanan PP dengan Menoreh.
Walaupun sama-sama dari Wonosobo, ternyata rasa kopi keduanya berbeda, lho. Jadi, nggak heran kedua barista ini saling mencicipi kopi bawaan masing-masing dan saling berkomentar, hihihi. Tak lama, kereta pun berangkat.
Aku mencari tempat duduk di Reska. Seorang pramugari kereta atau Prami mengumumkan event Ngopi Bareng KAI ini lewat pengeras suara. Tanpa menunggu lama, para penumpang pun berdatangan menunjukkan aplikasi KAI Access mereka. Hua, restorasi langsung ramai! Seru.
Aku mencari tempat duduk di Reska. Seorang pramugari kereta atau Prami mengumumkan event Ngopi Bareng KAI ini lewat pengeras suara. Tanpa menunggu lama, para penumpang pun berdatangan menunjukkan aplikasi KAI Access mereka. Hua, restorasi langsung ramai! Seru.
Ngopi duluu |
Kedua barista meracik kopi sesuai permintaan penumpang. Sesekali diselingi oleh uraian Mas Khaqul tentang perbedaan antara kopi Arabika dan Robusta serta cara meracik kopi sendiri di rumah.
Minimal membuat kopi itu harus empat menit ya waktu seduhnya. Biar rasa kopinya keluar. Setelah itu, Mas Yasin pun berdemo cara membuat kopi enak disaksikan para penumpang. Sungguh, Hari ini dapat banyak cerita dan pengalaman berharga!
Pas jam makan siang, kami dibagikan makan oleh Mas Arif. Makannya sambil ngobrol panjang lebar dengan Polsuska Pak Imam yang ramah di kursi khusus kru. Ia adalah tentara TNI yang ditugaskan di kereta.
Seru deh dengar pengalamannya. Beberapa penumpang juga antusias mengobrol soal kopi dengan duo barista. Sepanjang jalan, jarang mereka beristirahat karena permintaan kopi yang tinggi
Seru deh dengar pengalamannya. Beberapa penumpang juga antusias mengobrol soal kopi dengan duo barista. Sepanjang jalan, jarang mereka beristirahat karena permintaan kopi yang tinggi
“Ngaso dulu, Mas! Nanti pingsan, lho!”
Para penumpang ngopi dulu yuuk |
Sambil ngopi, Mas Khurni cerita tentang Desa Wisata Kopi yang baru saja dirintis di Tambi. Selama ini, daerahnya terkenal sebagai perkebunan teh dan produsen teh berkualitas tinggi, Teh Tambi. Padahal, kopi Tambi yang kebunnya tepat bersebelahan dengan kebun teh tak kalah nikmat. Karena itu dibikinlah Desa Wisata Kopi dengan pemandangan amazing.
Memasuki Stasiun Senen, aku pun berpamitan karena rencana pulangnya aku nggak naik Menoreh lagi tapi naik kereta lain. Keduanya nampak kelelahan dan memutuskan beristirahat di Mess KAI menunggu Menoreh berangkat pukul 20.30 WIB.
Pulang ke Kotaku dengan Gumarang
Daripada nunggu malam tiba, akhirnya aku pilih pulang ke Semarang dengan Gumarang jurusan Surabaya. Ya, kami bebas memilih naik kereta apa saja terutama yang ada event kopi ini.
Tadinya, malah pengen mampir Cirebon atau Tegal tapi kok aku mager, ya. Haha, dasar Pejalan Selow eh Santai. Jadi, sesampai di Senen, langsung ke toilet numpang pipis terus salat di musala. Mampir beli batagor di 77. Cuss deh naik ke Gumarang. Sejam saja di Jekardah! Hahaha.
Bersama Prami Gumarang |
Mbak prami lagi bikin IG story promoin Ngopi Bareng |
Tadinya, malah pengen mampir Cirebon atau Tegal tapi kok aku mager, ya. Haha, dasar Pejalan Selow eh Santai. Jadi, sesampai di Senen, langsung ke toilet numpang pipis terus salat di musala. Mampir beli batagor di 77. Cuss deh naik ke Gumarang. Sejam saja di Jekardah! Hahaha.
Mas Gandhos in action |
Varian Kopi dari Toekang Soedoeh |
Di kereta Gumarang ini sudah ada Mas Gandhos dari Toekang Seduh, Jakarta. Ia bertugas sendirian meracik kopi sepanjang Jakarta-Surabaya. Untung ada akuh yang menemani, ya. Hahaha. Stok kopi yang ia racik diantaranya Aceh Gayo, Blend Hose dan Bajawa. Restorasi Gumarang ternyata lebih kece dibandingkan Menoreh. Penataannya mirip kafe betulan.
Sepanjang Jakarta Surabaya racik kopii |
Diskusi gayeng di Gumarang |
Langsung deh si mas lulusan ISI Jogja ini dikerubuti para penggemar kopi untuk berdiskusi. Seru banget deh nyimaknya, dapat ilmu baru. Apalagi, aku jadi melek karena minum dua cangkir kopi tadi.
Padahal, rencananya aku mau naik Gumarang terus bobok cantik! Gagal. Alhamdulillah, terima kasih ya KAI untuk undangannya. Next event, jangan lupa undang aku lagi yaa, hihihi.
Asyik mbak Dew, bisa ganti kereta, pilihan ke Jogja nggak ada yawis lah pake kereta yg sama, tapi acaranya seru banget dan nggak bikin kapok meski dibanting banting 😂
ReplyDeleteMbak-mbak Prami eksis ya hahahah
ReplyDeleteAhelaaaah... Tegaaa ga mau nemu. Hahahah. Kereeen kaan acaranya. Senen apalagi. Ajiiiib bangeeet. KAI dan komunitas kopi nusantara Cakep banget ini ngadain acara. Sukses bangeeet. Semoga tahun depan ada lagi.
ReplyDeleteBaca ceritamu, endingnya ak juga tertarik ke tambi..
ReplyDeleteAk ngarepnya setelah event ini, di kereta punya kopi2 yg enak di minumbbuat nunggu sampai ke stasiun tujuan,biar g kebablasan 🙈.
Wah Kereta Api & Kopi, kombinasi yang menarik. Seru juga melihat Kopi diracik langsung sambil naik sepur. Sensasinya pasti beda..
ReplyDeleteWaah seruuuu, sayang kemaren ga bisa merapat ke stasiun 😁😁
ReplyDeleteSalut sih sama koordinasinya. Pasti gk gampang membagi tugas di setiap spot dan berhubungan satu dengan yg lain.
ReplyDeleteSemoga acara seperti ini bisa rutin. (Aku belum sempet kebagian.)
Aku punya beberapa kenangan dgn Menoreh juga nih :D apalagi kl ditambah ngopi, bisa makin baper, hehe
ReplyDelete