Wisata Batik di Batik Mahkota, Laweyan, Solo. Dear Pejalan Santai, ada rencana piknik ke mana? Aku sih ingin mengajak bocah menjelajahi Solo atau Yogya tapi ngumpulin duit dulu sambil lihat cuaca hihi. Nunggu cerah.
Batik Mahkota Kampung Batik Laweyan Solo |
Oh iya, beberapa waktu lalu aku ikut workshop Jalan Kuliner yang diadakan Kemenpar di Solo. Peserta yang terdiri dari staf Dinas Pariwisata, pemilik agen perjalanan wisata, akademisi, dan blogger diajak berkeliling Solo lalu membuat itinerary wisata kuliner baru Solo.
Saat itu, aku kebagian menjelajahi Museum Batik Danarhadi, dan Kampung Batik Laweyan yang tersohor itu. Salah satu yang menarik minatku saat itu adalah saat berkunjung ke Batik Mahkota di Laweyan.
Pemiliknya adalah Pak Alpha Febela, salah satu narasumber yang mengisi workshop itu. Beliau juga pengurus paguyuban pengusaha batik Laweyan, yang memiliki impian Laweyan dan batik Solo lebih dikenal di mancanegara.
Galeri batik Mahkota Solo yang memikat |
Pemiliknya adalah Pak Alpha Febela, salah satu narasumber yang mengisi workshop itu. Beliau juga pengurus paguyuban pengusaha batik Laweyan, yang memiliki impian Laweyan dan batik Solo lebih dikenal di mancanegara.
Salah satu keprihatinannya adalah serbuan batik palsu alias batik print dari Cina. Selain kualitasnya buruk, batik print bukan batik karena yang dimaksud batik adalah proses menghias kain menggunakan canting atau cetakan berupa cap khusus. Hadirnya batik print ini cukup memukul pengusaha batik Nusantara karena harganya luar biasa murah dan motifnya lebih beragam.
Deretan sepeda onthel milik perajin batik Mahkota |
Tempat pertunjukan wayang batik |
Tapi ya itu, tak ada sejarah dan kebanggaan memakainya seperti pendapat Pak Rivai pemilik batik tulis Lasem Ningrat, di Rembang. Keluhan serupa juga kudengar dari pengusaha batik di Pekalongan saat berkunjung ke sana. Diharapkan peran pemerintah untuk melindungi industri batik Nusantara ini.
Mahkota Batik adalah salah satu bisnis batik turun-temurun di Laweyan. Menurut sejarah, batik Mahkota ini adalah penerus Batik Puspowidjoto yang berdiri tahun 1956. Mereka memiliki motif andalan yaitu Tirto Tedjo. Seiring meninggalnya sang pemilik, pamor batik ini pun meredup.
Suatu sudut Batik Mahkota |
Saat kebangkitan Laweyan di tahun 2004, pewaris Batik Puspowidjoyo akhirnya memutuskan berproduksi kembali dengan label Batik Mahkota. Mereka menjual berbagai jenis batik mulai dari batik tulis hingga batik cap dengan motif khas.
Kami berkeliling galeri Batik Mahkota |
Proyek Batik Mushaf Quran Pak Alpha |
Saat kami berkunjung ke sana, sayangnya hari sudah sore sehingga para perajinnnya bersiap untuk pulang. Anak-anak sekolah yang sedang magang juga ramai berkumpul. Teras butiknya teduh dan nyaman. Beberapa kliping koran berisi artikel Laweyan serta Batik Mahkota diprint besar-besar dan dipajang di dinding. Juga dipasang beberapa bangku kayu untuk ngaso.
Batik yang mengisahkan timnas Indonesia melawan Brazil |
Kota Solo banjir perhatikan deh mereka pakai pelampung oranye hihi |
Masuk ke dalam galeri, dipajang berbagai jenis kain batik cantik. Mulai yang masih berbentuk kain, hingga berupa blus, kebaya, kemeja dan lainnya. Sungguh menggoda! Akkk! Setelah itu, kami diajak melihat mini museum di lantai atas. Isinya ada peralatan membatik beserta sejarah batik Solo. Kerennya! Tak hanya belanja, kita dapat pengetahuan baru.
Pak Alpha Febela pemilik Batik Mahkota Solo |
Tak hanya itu, Pak Alpha menunjukkan ruangan tempat biasa dilangsungkan pertunjukan wayang batik. Sayangnya, kesorean jadi kami nggak bisa nonton. Jadi, ruangannya terdiri dari sebuah layar putih, tempat duduk dalang dan deretan bangku. Yaah, penasaran deh! Biasanya ceritanya tentang kehidupan pembatik di Laweyan.
Di ruangan itu juga, Pak Alpha memamerkan Al Quran batik yang sedang dikerjakannya. Ayat Al Quran ditulis dengan canting layaknya proses membatik di sehelai kain besar. Jadi seperti Quran raksasa. Saat itu, pengerjaannya sudah sampai juz 5.
Menurut Pak Alpha, ini proyek pribadi saja, bukan untuk tujuan dijual. Wow, keren! Di ruangan lain, Pak Alpha menunjukkan batik kreasi Mahkota yang unik diantaranya berbagai kisah pewayangan bahkan fenomena sosial saat ini seperti banjir, dituangkan dalam helaian kain. Hasilnya jadi pajangan dinding, cantik sekali batik kreasinya!
Anak sekolah yang magang |
Pak Alpha dan Batik Mahkota selalu berinovasi agar tak kehilangan daya saing di zaman milenial ini. Good job, Pak Alpha! Jadi, Pejalan Santai, kalau blusukan ke Laweyan jangan lupa mampir di Batik Mahkota, lho!
Sst, ada bapak musisi juga lho yang menghibur pengunjung dengan nyanyian merdunya diiringi gitar. Membuat suasana senja itu makin syahdu.
Lantunan lagu merdu pak musisi |
Perjalanan sore itu, akhirnya kami tuangkan dalam bentuk itinerary wisata jalan dan jajan dengan tema menarik di Laweyan. Paket wisata ini bakal disempurnakan dan dijual kepada wisatawan mancanegara. Semoga makin menarik minat wisatawan asing berkunjung ke Solo, ya! Aamiin!
Batik Mahkota
Kampung Batik Laweyan
Sayangan Kulon No.9, Laweyan Surakarta
Telpon (0271) 712276
Buka Setiap Hari Pukul 09.00-17.00 WIB
Aku belum banyak mengitari Laweyan waktu ke Solo dulu. Tapi aku suka lokasinya, nuansanya, dan orang-orangnya. Bikin rindu...
ReplyDeleteSelalu sukaaa..melihat batik baik proses maupun produknya.. :)
ReplyDeleteaih, laweyan adalah salah satu motif batik yang kusuka :)
ReplyDeleteSelalu suka baca yang model beginian. Apalgi yang penuh sejarah , itu paati mahal ya hrg batiknya
ReplyDeleteAnak2 aku kalo diajak ke tempat beginian. Keponya minta ampuun
ReplyDeletebatik ini tiap daerah punya motifnya tersendiri yaa. keren banget
ReplyDeleteItu batik yang motif wayang itu KECE!
ReplyDeleteWah.. aku pernah Mbak ke Kampung batik Laweyan di Solo tahun 2012, batiknya bagus-bagus banget, rasanya pingin dibeli semua deh ^^
ReplyDeleteWah, kotaku nih... Mampir mbak :)
ReplyDeleteBener, batik print memang murah, tp rasa seni dan aura khas nusantara gak ada di sana. Jd yang paham takkan beli batik print melainkan batik asli handmade indonesia
ReplyDeletewaaah... kayaknya patut dikunjungi besok pas ke Solo nih... :D
ReplyDeleteKeluargaku suka batik dan membuat batik, baca ini ingat ibuku dan kakak di Jambi
ReplyDeleteMantap ya kegiatannya wisata batik plus nambah ilmu juga ini keren deh.
ReplyDeleteBatiknya unik, ada batik timnas kita juga :) .... Aku pasti suka kalo ada kesempatan berkunjung ke situ
ReplyDeleteLaweyan ini deket banget dr rumah mertuaku di solo. Tinggal jalan kaki. Pernah sekali diajak jalan ngitarin ama mama mertua.. Kalo aku pribadi ya mba, batik yg murah, buatan china pula g bakal aku beli. Selain kainnya ga bagus, ga tahan lama juga. Mendingan beli batik yg asli, walo mahal, tp kualitas sebanding. Batik2 nya danarhadi, mahkota, keris, itu dicuci berkali2pun ga redup wrnanya. Beda ama kain berkualitas buruk. Gpplah mahal di awal, anggab aja investasi :p.
ReplyDeleteIti motif batik mahkota lucu2 amaaatttt :D. Aku naksir berat.
Seru ya, anak-anak bisa belajar membatik nggak disitu?
ReplyDelete